Jumat, 03 Januari 2014

Laporan Pendahuluan Ganglion


Pengertian 
Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak memiliki hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang.  

Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Kista ini dapat terjadi pada berbagai usia termasuk anak-anak; kurang lebih 15% terjadi pada usia di bawah 21 tahun. Tujuh puluh persen terjadi pada dekade kedua dan keempat kehidupan. Perempuan tiga kali lebih banyak menderita dibandingkan laki-laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan kanan dan kiri, dan tampaknya pekerjaan tidak meningkatkan resiko timbulnya ganglion, namun referensi lain menyebutkan bahwa ganglion banyak ditemukan pada pesenam dimana terjadi tekanan yang besar pada pergelangan tangan.
 
Anatomi
Ganglion terjadi pada sendi, oleh karena itu perlu diketahui mengenai anatomi sendi. Ganglion ditemukan pada sendi diartrodial yang merupakan jenis sendi yang dapat digerakkan dengan bebas dan ditemukan paling sering pada wrist joint. Hal ini mungkin diakibatkan banyaknya gerakan yang dilakukan oleh wrist joint sehingga banyak gesekan yang terjadi antar struktur di daerah tersebut sehingga memungkinkan terjadinya reaksi inflamasi dan pada akhirnya mengakibatkan timbulnya ganglion. Selain itu wrist joint merupakan sendi yang kompleks karena terdiri dari beberapa tulang sehingga kemungkinan timbulnya iritasi atau trauma jaringan lebih besar.


Etiologi
Penyebab ganglion tidak sepenuhnya diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui sebelumnya.


Klasifikasi
Tidak ada klasifikasi ganglion secara khusus, namun berdasarkan posisi ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini:

Ø   Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada telapak tangan ("volar wrist ganglion"), atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan tangan.

Ø   Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini berasal dari saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada tendon - tendinitis.

Ø   Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak disebelah dasar kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan arthritis atau taji tulang pada sendi.


Tanda dan Gejala

  Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul dapat berupa keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista ganglion umumnya soliter, dan jarang berdiameter diatas 2 cm. Dapat melibatkan hampir semua sendi pada tangan dan pergelangan tangan. Dorsal wrist, volar wrist, volar retinakular dan distal interfalangeal merupakan kista ganglion yang paling sering ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Ganglion terbesar terletak di belakang lutut dan biasa disebut Kista Baker. 

Ganglion umumnya tidak nyeri; namun dapat menyebabkan nyeri ketika digerakkan atau menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya ruang gerak) tergantung dari lokasi ganglion tersebut. Kista ganglion memiliki kecenderungan untuk membesar dan mengecil, kemungkinan karena cairan yang terdapat dalam kista terserap kembali ke dalam sendi atau tendon untuk kemudian diproduksi kembali.

Masalah terbesar dengan ganglion adalah ketakutan pasien bahwa benjolan tersebut merupakan sesuatu yang gawat. Diagnosis didasarkan atas riwayat penyakit, pemeriksaan fisis, dan kemungkinan foto sinar x polos atau USG. Kista dapat dibedakan dari tumor padat melalui transiluminasi (berkas sinar akan melewati cairan yang memenuhi ganglion, tapi tidak jika merupakan massa tumor yang padat). Pencitraan USG juga telah digunakan untuk membedakan massa padat dan kistik di tangan.

    Patofisiologi

Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di dalam sebuah kompartemen kecil. Kadang, akibat arthritis, cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi kebocoran dari kompartemen tersebut. Cairan tersebut kental seperti madu, dan jika kebocoran tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada pasta gigi. Jika pasta gigi ditekan, walaupun lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental, maka akan mengalir keluar- dan begitu keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hampir seperti katup satu arah, dan akan mengisi ruang di luar area lubang. Ketika kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas dan menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan tersebut ini dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga sekeras tulang.

Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya kental dan pekat dan menyulitkan tubuh untuk mereabsorbsi jika terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk menyerap kembali cairan tersebut, tapi hanya sanggup menyerap air yang terkandung didalamnya sehingga membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar untuk dilihat, cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.



Fatofisiologi ganglion digambarkan sebagai berikut.

Arthtritis/ cedera pada sendi atau tendon
Terjadi kebojoran kompartemen
Cairan sinovial keluar dari dalam kompartemen
(Tidak bias masuk kembali bersifat kental dan pekat)
Reabsobsi tubuh terganggu
Cairan sinovial menjadi sekental jelly
(mengisi ruang diluar area lubang kebocoran)
Saat tangan bekerja terjadi peremasan pada sendi
Terjadi peningkatan pada kompartemen yang berisi cairan sinovial
Benjolan terbentuk dengan tekanan yang besar (benjolan benjadi keras, sekeras tulang/ ganglion)



 

                     

                Keterbatasan gerak                Nyeri




Penatalaksanaan
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion. Pertama, membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan segera, pasien diminta untuk membiarkan dan menunggu saja. Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat dua pilihan penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum) dan pengangkatan kista secara bedah.

Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya setelah mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa inflamasi berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan substansi lain seperti



hialuronidase bersama dengan steroid setelah  aspirasi meningkatkan angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan substansi tambahan.

Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf (hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan sebagian selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi kista dan apakah kista tersebut melekat pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.


Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran ganglion. Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat ganglion. Tidak seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan berupa rekurensi walaupun kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah.


Data Fokus Pengkajian
a.      Wawancara

Ø  Identitas penderita meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.

Ø  Keluhan Utama: Adanya rasa nyeri ketika digerakan, namun terkadang asimtomatis. Ada terlihat suatu benjolan yang letaknya di dekat sendi.

Ø  Riwayat kesehatan sekarang: Berisi tentang kapan terjadinya benjolan, penyebab lain yang menyertai terjadinya ganglion serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.

Ø  Riwayat kesehatan dahulu, Adanya riwayat ganglion sebelumnya. Riwayat aktifitas dan pekerjaan klien yang mungkin berhubungan dengan terjadinya ganglion.

Ø  Riwayat kesehatan keluarga, adakah riwayat penyakit yang sama pada keluarga dan penyakit keturunan ataupun penyakit menular.

Ø  Riwayat psikososial, Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.

b.      Pemeriksaan Fisik

Ø  Status kesehatan umum: Meliputi keadaan penderita secara umum, kesadaran, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.

Ø  Kepala dan leher: Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, adakah gangguan pendengaran, keadaan lidah, gigi, gusi, dan indra penglihatan.

Ø  Sistem integumen, Turgor kulit, adanya benjolan pada area sendi yang dapat dipegang dan digerakan, kelembaban dan suhu kulit, tekstur rambut dan kuku.

Ø  Sistem pernafasan: Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.

Ø  Sistem kardiovaskuler: Perfusi jaringan, nadi perifer, adakah takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.

Ø  Sistem gastrointestinal: apakah ada rasa mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.

Ø  Sistem urinary: keadaan umum sistem urinaria klien, adakah keluhan pada sistem urinaria.

Ø  Sistem muskuloskeletal: Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan.

Ø  Sistem neurologis: apakag ada terjadi penurunan sensoris, parasthesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.

c.       Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan radiologi untukmenentukan sejauh mana/ sebesar apa ganglion tersebut, namun tanpa dilakukan radiologipun ganglion dapat di tentukan besarnya. Temuan radiografik biasanya normal, dan MRI berguna dalam mengkonfirmasi diagnosis.


Analisa Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan data obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow yang terdiri dari :

Ø   Kebutuhan dasar atau fisiologis

Ø   Kebutuhan rasa aman

Ø   Kebutuhan cinta dan kasih saying

Ø   Kebutuhan harga diri

Ø   Kebutuhan aktualisasi diri

Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab, yang dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan meliputi aktual, potensial, dan kemungkinan.


Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan. Aktual atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut.

Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan kista ganglion baik pre operasi maupun post operasi adalah sebagai berikut :

Ø   Gangguan rasa nyaman cemas berhubungan dengan ketidak tahuan klien tentang proses operasi dan perjalanan penyakit.

Ø   Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat luka operasi.

Ø   Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi.


Perencanaan Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan penderita. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosa keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.

a.       Gangguan rasa nyaman cemas berhubungan dengan ketidak tahuan klien tentang proses operasi dan perjalanan penyakit.

Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang dan pasien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya.

Kriteria Hasil :

-       Klien tidak terlihat cemas, emosi stabil, pasien tenang.

-       Pasien mengetahui tentang proses operasi yang akan dilakukannya dan mengetahui proses penyakit dan tahu mengenai perawatan dan pengobatannya.

-       Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.

Rencana tindakan:

-       Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.

Rasional : Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat.

-       Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang Ganglion.

Rasional : Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga.

-          Kaji latar belakang pendidikan pasien.

Rasional : Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.

-          Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.

Rasional : Dapat meringankan beban pikiran pasien

-          Gunakan komunikasi terapeutik.

Rasional : Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.

-          Berikan informasi yang akurat tentang proses operasi, proses penyakit, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.

Rasional : Informasi yang akurat tentang penyakitnya dapat memberi wawasan pada klien dan mengurangi beban pikiran pasien.

-          Libatkan pasien didalam melakukan tindakan perawatan sesuai kemampuan.

Rasional : Dengan ikut serta secara langsung dalam  tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.

-          Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika ada / memungkinkan).

Rasional: gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan.

-          Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.

Rasional : Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.

-          Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.

Rasional : Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu.

-          Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Rasional : lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.



b.      Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat luka operasi.

Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang

Kriteria hasil:

-          Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang.

-          Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri.

-          Tanda vital dalam batas normal.( S : 36 – 37,5 0C, N: 60 – 80 x /menit, T : 100 – 130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).

Rencana tindakan:

-          Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.

Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.

-          Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.

Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.

-          Ciptakan lingkungan yang tenang.

Rasional : Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri.

-          Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien

-          Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.

Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.

-          Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.

Rasional : Obat –obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.



c.       Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi.

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil :

-       Tanda-tanda infeksi tidak ada.

-       Tanda-tanda vital dalam batas normal (S : 36 – 37,50C)

-       Keadaan luka baik.

Rencana tindakan:

-          Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.

Rasional : Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksi dapat membantu menentukan tindakan selanjutnya.

-          Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri selama perawatan.

Rasional : Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman.

-          Lakukan perawatan luka secara aseptik.

Rasional : untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi.

-          Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika.

Rasional : Antibiotika dapat menbunuh kuman sehingga mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.


Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien.


Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan engan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan. Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:

Ø  Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.

Ø  Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.

Ø  Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.

2 komentar:

Dave Thames mengatakan...

Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

Rai Vinsmoke mengatakan...

ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^